Mengenai Saya

Foto saya
Bekasi, Jawa Barat, Indonesia

Minggu, 02 Desember 2012

Lampu Warna Biru, Pengusir Kantuk Pengganti Kopi yang Tak Pakai Beser

Jakarta, Kopi terbukti paling ampuh untuk mengusir rasa kantuk. Namun efek samping kopi kurang disukai para pengendara mobil karena bikin beser dan harus sering-sering berhenti mencari toilet. Alternatifnya, pasang saja lampu biru di kabin.

Para ilmuwan di Universite Bordeaux Segalen baru-baru ini membuktikan nyala lampu berwarna biru sama manjurnya dengan efek kafein dalam kopi dalam mengusir kantuk. Tentunya tanpa disertai beser atau sering buang air kecil seperti yang terjadi usai minum kopi.

Temuan ini diharapkan bisa menginspirasi desain mobil atau kendaraan yang lebih aman di masa mendatang. Dengan memasukkan lampu berwarna biru sebagai bagian dari desain interior mobil moderen, maka angka kecelakaan akibat pengemudi mengantuk diharapkan akan berkurang.

Eksperimen terhadap 48 pengemudi yang menempuh jarak 400 km menunjukkan, tingkat kesalahan yang dilakukan pengemudi berkurang berkat lampu biru. Pelanggaran marka jalan dilakukan 15 kali oleh pengemudi yang terpapar lampu biru, 13 kali pada pengemudi yang minum kopi dan 26 kali pada pengemudi yang tidak mendapat apa-apa.

Penelitian yang dipublikasikan di jurnal PLoS ONE ini membuktikan bahwa warna biru bisa meningkatkan kewaspadaan dengan merangsang sel-sel ganglion retina. Dikutip dari Daily Mail, Kamis (29/11/2012), sel-sel tersebut terdapat pada retina yakni lapisan yang terletak di bagian belakang bola mata.

Sel-sel ganglion retina tersebut juga terhubung dengan saraf-saraf kesadaran. Oleh karena itu, rangsang di bagian ini bisa menungkatkan sekresi atau pelepasan melatonin yakni hormon yang membuat orang bisa terjaga dan tetap awas sepanjang malam.

Berbagai penelitian terdahulu menunjukkan bahwa sepertiga korban kecelakaan di jalan raya berhubungan dengan rasa kantuk. Gara-gara mengantuk, pengemudi bisa kehilangan kewaspadaan, kemampuan refleks dan persepsi visual dalam arti penglihatannya menurun.(up/vit)

Analisis :

Pada kata :
 - Temuan ini diharapkan bisa menginspirasi desain mobil atau kendaraan yang lebih aman di masa mendatang.
 - Kopi terbukti paling ampuh untuk mengusir rasa kantuk
 - Gara-gara mengantuk, pengemudi bisa kehilangan kewaspadaan, kemampuan refleks dan persepsi visual dalam arti penglihatannya menurun.(up/vit)

Seharusnya :
- Penemuan ini diharapkan bisa menginspirasi desain mobil atau kendaraan yang lebih aman di masa mendatang.

- Kopi terbukti dapat untuk menghilangkan rasa kantuk
- Karena mengantuk, pengemudi bisa kehilangan kewaspadaan, kemampuan refleks dan persepsi visual dalam arti penglihatannya menurun.(up/vit)


Sumber :

http://www.artikel-menarik.com/.

Apa Itu Kalimat Efektif

Kalimat Efektif

Kalimat efektif adalah kalimat yang memperlihatkan bahwa proses penyampaian oleh pembicara/penulis dan proses penerimaan oleh pendengar/pembaca berlangsung dengan sempurna sehingga isi atau maksud yang di sampaikan oleh pembicara/penulis tergambar lengkap dalam pikiran pendengar/pembaca. Pesan yang diterima oleh pendengar/pembaca relatif sama dengan yang di kehendaki oleh pembicara/penulis.

Menurut Nina Widyaningsih, M.Hum dalam lecturer.ukdw.ac.id, kalimat efektif ialah kalimat yang memiliki kemampuan untuk menimbulkan kembali gagasan-gagasan pada pikiran pendengar atau pembaca seperti apa yang ada dalam pikiran pembicara atau penulis. Kalimat sangat mengutamakan keefektifan informasi itu sehingga kejelasan kalimat itu dapat terjamin.

Syarat Kalimat Efektif Sebuah kalimat dapat disebut efektif ketika kalimat tersebut memenuhi syarat, yaitu di antaranya:

1. Mewakili dengan benar pikiran penulis/pembicaranya
2. Menimbulkan pemahaman yang sesuai dengan maksud penulis/pembicaranya
3. Memiliki ciri-ciri kalimat efektif


Ciri-ciri Kalimat Efektif

Kalimat efektif memiliki ciri yang sangat khas, sehingga mudah bagi kita untuk membedakan mana kalimat yang efektif dan mana yang tidak efektif.

Ciri-ciri kalimat efektif adalah:

1. Struktur kalimatnya lengkap Kalimat yang lengkap ialah kalimat yang memiliki minimal satu subjek dan satu predikat. Kalimat dengan satu subjek dan satu predikat disebut kalimat tunggal. Kalimat tunggal tersebut dapat dikembangan dengan memperluas subjek, predikat, atau objek (jika ada). Contoh:  Cukup sekian, atas perhatiannya, kami ucapkan terima kasih. (salah) Kalimat lengkapnya adalah:  Cukup sekian, atas perhatian Saudara, kami ucapkan terima kasih.

2. Tidak dipengaruhi bahasa asing Susunan frasa dalam Bahasa Indonesia berbeda dengan bahasa asing. Bahasa Indonesia menggunakan DM (Diterangkan Menerangkan), sedangkan bahasa asing menggunakan MD (Menerangkan Diterangkan). Selain itu, struktur kalimat dalam bahasa asing dapat menyebabkan kalimat menjadi tidak efektif. Berikut beberapa contoh kalimat yang salah:  Anggota DPR itu menginap di Indraloka hotel.  Dia tahu rumah makan di mana kita bisa mendapat minuman.

3. Kehematan kata Penghamatan kata dapat dilakukan dengan menghilangkan pengulangan subyek, menghindarkan pemakaian superordinat pada hiponimi kata, menghindarkan kesinoniman dalam satu kalimat, dan tidak menjamakkan kata yang sudah jamak. Contoh kalimat yang salah:  Karena ia tak diundang, dia tidak datang ke tempat itu.  Mira adalah gadis yang memakai baju warna merah.  Jangan naik ke atas karena licin.  Ia mengambil semua jeruk-jeruk yang masih ada di meja. Untuk membuat kalimat di atas menjadi kalimat efektif, kita hanya perlu menghilangkan kata yang tercetak miring (vanandrianto.wordpress.com).

4. Kelogisan kata Kelogisan ialah bahwa ide kalimat itu dapat dengan mudah dipahami dan penulisannya sesuai dengan ejaan yang berlaku. Hubungan unsur-unsur dalam kalimat harus memiliki hubungan yang logis/masuk akal. Contoh:  Untuk mempersingkat waktu, kami teruskan acara ini. Kalimat yang benar adalah:  Untuk menghemat waktu, kami teruskan acara ini.

5. Tidak mencampuradukkan susunan kalimat dengan bahasa daerah Contoh:  Ayahnya Janet sedang bekerja di kantor pos. Perbaikan pada kalimat tersebut adalah:  Ayah Janet sedang bekerja di kantor pos.

6. Tidak ambigu Penggunaan kata yang tidak tepat dapat menyebabkan keambiguan dalam sebuah kalimat.

Kalimat yang ambigu tidak dapat disebut kalimat efektif. Contoh:  Lukisan Isabella bergantung di dinding ruang tamu. Perbaikan dari kalimat tersebut adalah:  Lukisan karya Isabella bergantung di dinding ruang tamu.


Sumber :
http://zamzammiyaa-plbuns2012.blogspot.com/2012.